Review The Last of Us Remastered Edition

Review The Last of Us – Melodrama Tentang Manusia
Tahun lalu, PlayStation 3 mendapatkan sebuah game eksklusif yang bisa dibilang merupakan salah satu game terbaik di console tersebut dan juga merupakan salah satu game terbaik yang dirilis di tahun 2013. Game yang saya maksud tak lain dan tak bukan adalah The Last of Us. Melihat kesuksesan PS4, serta banyaknya pemilik PS4 yang sebelumnya tidak memiliki PS3, Naughty Dog pun mengambil kesempatan ini untuk merilis ulang The Last of Us ke console PS4, dengan kualitas yang disesuaikan dengan hardware console tentunya.
Versi PS4 yang diberi judul The Last of Us Remastered Edition dirilis pada 29 Juli 2014 kemarin. Meskipun begitu, review yang saya tulis ini tidak eksklusif berlaku kepada versi PS4 saja. Jika kamu memiliki PS3 dan belum memainkan The Last of Us, mungkin saja review ini bisa membantu kamu membuat keputusan.
Tanpa membuang waktu lagi, mari kita bahas perjalanan Joel dan Ellie melintasi dunia penuh kekacauan ini.
The Last of Us | Side Art (1)
The Last of Us | Side Art (2)

Kisah Tentang Manusia, Virus, Dan Dunia

Kisah yang diusung The Last of Us sepintas nampak membosankan. Sebuah cerita dengan settingpost-apocalypse, banyak manusia yang menjadi zombie (wellsecara teknis mereka dikendalikan jamur sih), hubungan antara orang dewasa dan anak yang masih polos … blleeerrgghh … sudah terlalu banyak cerita yang mengusung hal-hal seperti itu.
Namun begitu kamu mengikuti sendiri petualangan Joel dan Ellie, segala perasaan pesimis yang ada di benakmu akan hilang. Baru 10 menit pertama dalam gamesaja, The Last of Us sudah berhasil memberikan adegan emosional yang luar biasa. Selama bermain game ini, dijamin kamu akan sering kali ternganga, bengong, takjub, dan mungkin sedikit depresi dibuatnya.
Cerita yang bagus ini juga didukung oleh akting yang bagus dari para pemerannya. Para pengisi suara karakter The Last of Us tidak hanya menyumbangkan suara mereka saja, tapi juga menyumbangkan tubuh mereka untuk motion capture gerakan-gerakan karakter dalam game.
Dalam The Last of Us kamu akan mengendalikan Joel, seorang pria paruh baya yang semenjak tersebarnya wabah jamur yang menyerang manusia, bertahan hidup dengan bekerja sebagai penyelundup. Situasi berubah menjadi semakin runyam ketika Joel dibebani sebuah pekerjaan untuk mengantarkan seorang gadis muda bernama Ellie melintasi Amerika.
Inti utama dari cerita The Last of Us adalah hubungan antara Joel dan Ellie. Sepanjang perjalanan mereka, kamu akan melihat perkembangan hubungan keduanya yang awalnya bisa dibilang saling membenci, sampai berubah menjadi sangat dekat layaknya ayah dan anak. Hubungan kedua pasangan ini dengan orang-orang lainnya yang mereka temui di perjalanan juga sangatlah menarik. Setiap karakter yang muncul, meskipun hanya muncul sebentar saja, ditulis dengan apiknya dan seakan-akan mereka adalah manusia sungguhan, dengan segala emosi dan masa lalu yang mereka bawa.
Seandainya kamu merupakan gamer yang senang dengan cerita bagus, melewatkan The Last of Usjelas hal yang haram. Kamu juga bisa mengajak kenalan kamu untuk bermain (atau nonton) bersama, meskipun mereka bukangamer. Karena cerita yang ada di The Last of Us ini dijamin akan cocok untuk berbagai jenis orang, tua maupun muda.
The Last of Us | Side Art (3)

The Last of Us | Wide Art (1)

The Last of Us | Side Art (4)

Cover Shooter, Stealth, Dan Mekanisme Pasaran Lainnya

Meskipun memiliki cerita dan unsur sinematik yang jauh di atas rata-rata,gameplay dari The Last of Us bisa dibilang tidak terlalu spesial. Sebenarnyagameplay dari game ini tidak jelek, namun jika dibandingkan dengan game third person berelemen shooter lain seperti Tomb Raider atauUncharted, saya tidak melihat perbedaan yang terlalu signifikan.
Inti dari game ini hanyalah bersembunyi dibalik tembok atau pelindung, menembaki musuh, mengendap-ngendap ke musuh, menyerang dengan senjatamelee, merakit senjata dan perlengkapan bertahan hidup, dan mengumpulkan barang-barang collectible untuk melengkapiachievement. Tidak terasa terlalu berbeda dengan gameplay game AAA lainnya bukan.
Tapi jangan jadikan pendapat saya ini membuat kamu mengurungkan niat bermain The Last of Us. Meskipun tidak ada hal inovatif yang dapat kamu temukan di game ini, gameplay dari The Last of Us tetap terpoles dengan sangat baik. Aksi baku tembak serta mengendap-endap yang akan kamu lakukan tetap seru untuk dijalani. Selain itu jika kamu termasuk gamer yang suka bermainmultiplayer, aspek multiplayer The Last of Us juga bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng.
Saran saya, selama dalam game ini rajin-rajinlah menggunakan panah. Alasannya? Karena keren tentu saja (walaupun masih kalah keren dengan panahnya Lara Croft).

The Last of Us | Wide Art (2)

Akselerasi Maksimum Di Console Berusia Tujuh Tahun

Kualitas grafis yang dimiliki The Last of Us sangatlah luar biasa. Untuk ukurangame yang dirilis diconsole berusia tujuh tahun, Naughty Dog betul-betul sukses menyajikan game berkualitas tinggi untuk mesin hitam besar, dalam ukuran sekeping blu-ray kecil. Tidak usah jauh-jauh membicarakan kualitas visual yang ditampilkan di cutscene, selama gameplay berlangsung saja kamu akan sering dibuat terpana dengan pemandangan indah sekaligus mengerikan di Amerika yang telah berantakan ini.
Jujur saja memang betul-betul tidak banyak yang bisa saya komentari mengenai kualitas grafis The Last of Us. Game ini termasuk salah satu jenis game yang bahkan gamer PC pun mengakui kualitas visualnya. Dan itu jelas merupakan hal yang besar.
Tidak terbatas di visual saja, sound design dari The Last of Us juga sangat baik. Hal ini jelas diperlukan mengingat beberapa aspek gameplay memerlukan detail suara. Contohnya seperti saat kamu berhadapan dengan Clicker yang tidak bisa melihat namun pendengarannya sangat tajam, atau saat kamu melempar botol dan bata untuk mengalihkan perhatian musuh.
Sound design yang semakin memperkuat atmosfer dalam game juga didukung dengan musik-musik akustik dan menenangkan yang jelas sangat cocok dengan tema dan atmosfer The Last of Us.
The Last of Us | Side Art (5)

The Last of Us | Wide Art (3)

The Last of Us | Side Art (6)

The Last of Us Remastered Edition – Sebuah Penyempurnaan

Kita masuk ke bagian terakhir yang perlu dibahas dari The Last of Us. Pertanyaan ini mungkin muncul baik dari orang yang telah memainkan The Last of Us versi PS3, maupun yang belum memainkannya sama sekali. Pertanyaan yang saya maksud adalah, seberapa signifikan kah perubahan yang dialami The Last of Us Remastered Edition ini? Apakah jika seseorang sudah memainkan game ini di PS3, mereka perlu memainkannya lagi di PS4?
Jujur saja saya tidak melihat banyak perubahan yang berarti di versi PS4. Dari segigameplay, The Last of Us Remastered tetaplah sama dengan pendahulunya. Kamu tetap disajikan dengan aksi baku tembak sambil bersembunyi di belakang tembok, atau aksi mengendap-endap ke dekat Clicker untuk menusuk mereka menggunakan pisau yang rapuh. Tidak ada yang berubah, kecuali penyesuaian kontrol yang dilakukan karena perbedaan antara DualShock 3 dan DualShock 4 tentunya. Seperti yang saya sebutkan di review PS4 saya, DualShock 4 merupakancontrollerterbaik yang pernah dikeluarkan Sony, jadi tentu saja game apapun yang dimainkan dengan DualShock 4, akan terasa lebih nyaman daripada jika dimainkan dengan DualShock 3.
Untuk urusan grafis dan performa, hal ini jelas tidak perlu dikhawatirkan lagi. Kamu tidak perlu bertanya apakah game yang dijalankan di console yang dirilis November 2013 bisa terlihat lebih lancar dan bagus daripada jika dijalankan diconsole yang dikeluarkan pada November 2006. Perbedaan tujuh tahun di dunia teknologi merupakan suatu gap yang sangat besar, dan gap besar ini jugalah yang bisa memberikan The Last of Us Remastered Edition kualitas visual dan performa yang lebih baik.
The Last of Us Remastered Edition berjalan dengan resolusi 1080p dan 60 fps. Saking halusnya animasi yang dimiliki versi PS4 ini, saya sampai cukup pusing memainkannya. Maklum sudah terlalu biasa dengan versi PS3 yang meskipun juga sudah sangat bagus, tetap saja tidak memiliki level smooth yang sama dengan versi PS4. Versi Remastered ini juga menawarkan opsi untuk mengunci fps pada 30 fps, dan di saat yang bersamaan akan meningkatkan kualitas bayangan yang ada dalam game. Tidak lupa juga, detail-detail baik untuk karakter maupun lingkungan dalam gamejuga ditingkatkan dengan cukup signifikan.
Tidak hanya peningkatan visual saja, The Last of Us Remastered Edition juga menawarkan paket yang menarik di dalamnya. Versi PS4 ini menawarkan seluruh DLC yang pernah dirilis untuk versi PS3. Selain itu versi ini juga berisi film dokumenter Making of The Last of Us dan tingkat kesulitan baru yang disebut Grounded Mode. Tapi hal paling menarik yang akan kamu temukan dalam The Last of Us Remastered Edition adalah Photo Mode seperti yang dimiliki olehInfamous: Second Son. Beberapa screenshot yang ada di review ini juga merupakan hasil dari photo mode.Sepertinya mulai sekarang seluruh game 3D dengan sudut pandang third person harus memilikifeature keren yang satu ini.
The Last of Us | Side Art (7)

The Last of Us | Wide Art (4)

Verdict: Apakah Remastered Berarti Rebuy DanReplay?

Tidak perlu banyak basa-basi, The Last of Us jelas adalah game yang wajib dimainkan oleh semua orang. Kalau banyaknya penghargaan seperti dari VGX, D.I.C.E., ataupun BAFTA yang diraih game ini tidak bisa meyakinkan kamu akan kualitas The Last of Us, entahlah apa yang dapat mengambil minat kamu.
Satu hal yang saya mau ingatkan. Tidak seperti game lainnya, apa yang membuatThe Last of Usbegitu menarik bukanlah gameplay penuh aksi yang mendebarkan. Hal yang membuat game ini menarik adalah bagaimana game ini bisa membuat kamu merasa. Apakah sisi humanis kamu semakin tergugah setelah melihat petualangan Joel dan Ellie yang sudah seperti hubungan Lee dan Clementine dariThe Walking Dead, atau mungkin kamu hanya menganggap cerita dalam game ini sebagai hiburan sampingan semata.
Namun jika kita hiraukan hal di atas, pertanyaan utamanya yang keluar mengenaigame ini adalah, versi manakah yang harus dimainkan? Untuk itu saya punya jawaban-jawaban yang sepertinya lebih mudah dibaca menggunakan poin berikut:
  • Kalau kamu belum pernah memainkan The Last of Us sama sekali, ambil versi Remastered Edition.
  • Kalau kamu belum pernah memainkan The Last of Us, tapi punya PS3, bersabarlah sampai punya PS4 dan mainkan versi Remastered Edition.Untuk sementara mainkan game PS3 lainnya yang saya yakin banyak yang belum kamu selesaikan juga.
  • Kalau kamu sudah pernah memainkan The Last of Us, dan sudah menyelesaikannya lebih dari sekali, mainkan lagi versi Remastered Edition.
  • Kalau kamu sudah pernah memainkan The Last of Us dan sudah merasa puas maka jangan buang-buang uang kamu untuk upgrade ke versiRemastered Edition.
Demikianlah kesimpulan yang bisa saya ceritakan tentang The Last of Us. Apapun pilihan kamu, jangan pernah berpikiran untuk melewatkan game ini sama sekali. Karena game seperti The Last of Us belum tentu keluar setiap tahun. Jadi, sekali lagi, jangan lewatkan melodrama di dunia setelah apokalips ini.
PlayStation Store (Asia): The Last of Us Remastered Edition (PS4), Rp 460.000
PlayStation Store (US): The Last of Us Remastered Edition (PS4), $ 49,99 (sekitar Rp 590.000)
PlayStation Store (Asia): The Last of Us (PS3), Rp 380.000
PlayStation Store (US): The Last of Us (PS3), $39,99 (sekitar Rp 470.000)
p.s.: Screenshot hasil Photo Mode yang ada di artikel ini bersumber dari forum NeoGA
Sumber:  http://id.gamesinasia.com/review-the-last-of-us/
Share on Google Plus

About dery

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar