ASUS Republic of Gamer, disingkat ROG, merupakan seri produk yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan bermain para gamer, terutama untuk memainkan game terkini. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kebutuhan gaming saat ini semakin tinggi saja. Alasan itulah yang membuat ASUS ROG mempersiapkan beragam lini produk untuk membantu gamer mengatasi kebingungannya dalam membangun sistem yang kuat. Tidak hanya terbatas di sistem desktop saja, ROG juga menyediakan sistem komplit siap pakai untuk notebook gaming grade, seperti ASUS ROG G550JK.
Apakah ASUS ROG G550JK mampu memenuhi kebutuhan bermain Anda, terutama untuk memainkan game terbaru yang haus daya? Apalagi sistem dengan label gaming grade biasanya memiliki bandrol harga cukup tinggi. Untuk ASUS ROG G550JK sendiri Anda harus bersiap merogoh kantong hingga 15,3 jutaan. Agar Anda lebih mudah menentukan pilihan ketika ingin membeli notebook gaming ini, kami melakukan PlayTest, yaitu memainkan beberapa game terbaru dan populer pada sistem tersebut. Anda lihat sendiri hasilnya nanti dan semoga dapat menjadi bahan pertimbangan Anda.
Sebelum membedah lebih dalam notebook ini, ada baiknya kami memperlihatkan kekuatan yang ada di balik ASUS ROG G550JK:
- Prosesor: Intel i7 4710HQ
- Memory: 8 GB
- Graphics Card: NVIDIA GeForce GTX 850M DDR3 4GB
- HDD: 1TB
- Display: 15,6 Inch (1920×1080)
Call of Duty: Advanced Warfare
Bila dilihat sepintas, game ini tidak begitu banyak berbeda dari game Call of Duty sebelumnya. Masih shooter kamera orang pertama yang linear dan tidak banyak menawarkan feature baru. Namun dari sisi permintaan spesifikasi, begitu besar lonjakan yang harus dipenuhi oleh gamer PC untuk dapat memainkannya dengan nyaman. Berikut permintaan spesifikasi recommended untuk memainkan Call of Duty Advanced Warfare:- Prosesor: Intel i5 2500K
- Memory: 8 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX760 4GB
- HDD: 55GB
Penyebab utama dari penurunan kinerja tersebut tampaknya terkait pada penggunaan kualitas tekstur pada game ini. Semakin tinggi teksturnya, kenaikan Supersampling serendah apapun akan melipat gandakan beban pada sistem Anda. Setidaknya terjadi penurunan hingga 10 fps ketika kami menaikkan Supersampling hingga 2x dan penurunan 20 fps pada 4x. Penggunaan Anti-Aliasing yang biasa saja juga tidak begitu terlihat ketika Anda memainkan game ini. Setidaknya Anda akan mendapatkan framerate 40 hingga 50 fps sepanjang permainan.
Playable?: CoD AW dapat berjalan dengan nyaman dan enak dimainkan pada setting Extra. Hampir semua opsi dapat dinyalakan maksimal, kecuali dua opsi shadow yang membuat bug graphics. Opsi lain yang diturunkan adalah setting Anti-Aliasing dan Supersampling yang mampu menarik kinerja ASUS ROG G550JK hingga sangat rendah.
Far Cry 4
Tidak hanya memiliki dunia terbuka alias Open World sebagai arena permainannya, Far Cry 4 juga menampilkan kualitas graphics lingkungan yang “Wah.” Jadi, selain membutuhkan kekuatan CPU, game ini juga meminta kemampuan GPU yang cukup tinggi. Berikut spesifikasi yang perlu dipenuhi untuk dapat memainkan game ini dengan setting tinggi:- Prosesor: Intel i5 2400S
- Memory: 8 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX680 2GB
- HDD: 30GB
Guna mendapatkan pengalaman bermain yang cukup memadai, kami mengubah beberapa opsi graphics-nya hingga setidaknya mencapai lebih dari 35 fps atau mendekati 50 fps. Akhirnya, setting inisial untuk memperbaiki kinerjanya bermula di High dan menurunkan beberapa opsi seperti yang dapat Anda lihat di screenshot. Shadow sangat berperan besar dalam perbaikan framerate bermain, disusul dengan menurunkan kualitas tampilan lingkungan.
Anda dapat juga menurunkan seluruh opsi hingga Low dan hanya mendapatkan kenaikan hingga 40-an fps saja. Itu sebabnya kami merasa sebaiknya mengejar 30-an fps dengan catatan kualitas graphics-nya masih bagus. Untuk mengakali framerate rendah, opsi Motion Blur cukup membantu menipu mata Anda.
Setelah mengatur semua opsi tersebut, kami berhasil memainkan game ini dengan cukup baik dan nyaman pada framerate 30-an fps. Bila Anda ingin mendapatkan fps lebih tinggi, tidak ada jalan lain selain mengorbankan kualitas graphics dan menurunkan resolusi. Namun, apa enaknya bermain game terbaru dengan resolusi di bawah 1920×1080?
Playable?: Walaupun tergolong rendah, kinerja di 30-an fps masih dapat diterima. Setidaknya untuk bermain tanpa mengalami kesulitan ketika bertempur dan mengendarai mobil. Namun, bila Anda tergolong gamer yang peka terhadap fps rendah dan dapat menyebabkan mual, ada baiknya Anda mulai berpikir untuk menurunkan resolusi dan bermain di setting Low.
Assassin’s Creed Unity
Reputasi Assassin’s Creed Unity hampir mirip dengan Crysis ketika game/benchmark tersebut baru dirilis. Hampir tidak ada sistem komputer yang dapat memainkannya dengan baik di setting tertinggi. Hal yang sama juga dialami oleh gamer yang ingin memainkan Assassin’s Creen Unity. Berkat feature jumlah npc alias karakter dimainkan komputer dalam bentuk kumpulan penduduk kota yang sangat banyak, kinerja CPU dihantam dengan keras; terkadang hingga tidak dapat bangun lagi. Bukan hanya CPU saja, GPU dari graphics card juga dipaksa keras untuk menghasilkan tekstur bagi ribuan pejalan kaki yang Anda temui di jalanan Perancis zaman Renaissance tersebut. Berikut spesifikasi yang diminta:- Prosesor: Intel i7 3770
- Memory: 8 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX780 3GB
- HDD: 50GB
Untuk memperbaiki keadaan tersebut, kami mulai menurunkan beberapa opsi setting graphics. Bahkan pada setting Low sekalipun kami hanya mendapatkan 27 hingga 30 fps saja, terutama ketika melalui daerah dengan banyak kegiatan npc. Akhirnya setting dipatok pada High, akan tetapi kami menurunkan beberapa opsi, seperti menurunkan kualitas Environment ke Medium, Shadow ke Low, Ambient Occlusion Off, Anti-Aliasing Off, dan Bloom Off.
Pada setting baru tersebut, kami mendapatkan pengalaman bermain yang cukup lumayan. Walaupun hanya pada taraf 27 fps, game sendiri dapat berjalan dengan baik dan relatif tidak memberikan banyak kesulitan – baik ketika berlari maupun bertarung. Tampaknya optimalisasi Ubisoft untuk membuat game ini nyaman dimainkan pada 30 fps membuahkan hasil.
Playable?: Unity dapat dimainkan dengan cukup baik pada setting High, dengan catatan ada perubahan di beberapa opsinya. Tampaknya ASUS ROG G550JK berusaha sangat keras untuk dapat menampilkan kerumunan massa dengan jumlah sangat banyak. Akibatnya, kinerja keseluruhan dari game ini terkena dampaknya.
Dying Light
Game ini tidak hanya meminta proses kinerja GPU dari graphics card yang begitu tinggi (setidaknya pada setting maksimum), akan tetapi juga memaksa kerja CPU dengan lingkungan open world. Walaupun jumlah zombie yang dapat Anda temukan dalam permainan tidak sebanyak dan sesinting Assassin’s Creed Unity, tetapi cukup banyak variabel yang dapat terjadi dalam permainan. Misalnya, beragam benda yang dapat ditemukan dan event yang terjadi secara acak, atau perubahan cuaca dan waktu. Berikut permintaan spesifikasi hardware untuk game ini:- Prosesor: Intel i5 4670K / AMD FX 8350
- Memory: 8 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX780 2GB / AMD Radeon R9 290 2GB
- HDD: 40GB
Setelah kami mengubah beberapa opsi graphics, game akhirnya dapat berjalan dengan baik dengan catatan tidak mengorbankan banyak kualitas tampilannya. Kualitas teksturnya dibiarkan tetap pada High untuk menjamin gambar yang bagus, sementara efek cahaya mulai kami utak-atik. Setelah kami mematikan atau menurunkan ke Low semua efek sekalipun, game masih terkesan agak berat. Baru setelah View Distance diturunkan sampai habis, game dapat berjalan dengan baik dan mulus di kisaran 40 hingga 50 fps.
Playable?: Bahkan setelah semua efek cahaya dimatikan sekalipun game ini masih terlihat indah. Mungkin berkat bantuan kualitas teksturnya yang tetap kami pertahankan di High. Namun, pengalaman bermain pada setting berefek rendah ini sekalipun masih tetap mencekam dan menarik. Dan yang terpenting, tidak mengganggu permainan akibat framerate rendah.
DOTA 2
Hampir tidak ada game yang mampu menyaingi kepopuleran DoTA2 di hati mayoritas gamer tanah air. Walaupun ia tidak begitu berat dari sisi graphics, setidaknya bila dibandingkan dengan game lain di daftar PlayTest, akan tetapi kami yakin cukup banyak gamer yang ingin tahu seperti apa ASUS ROG G550JK bila memainkan game ini. Berikut spesifikasi yang perlu dipenuhi notebook gaming ini untuk dapat memainkan DoTA2 pada setting tinggi:- Prosesor: Intel Core 2 Duo E7400
- Memory: 4 GB
- Graphics Card: NVIDIA GeForce 8600 GTS 512MB
- HDD: 8GB
Sumber: http://www.jagatreview.com
saya menggunakan ASUS ROG 550JX
BalasHapusmasalah utama yang saya alami adalah panas. apakah ada solusi nya.
karena saya cuma bisa main 10 menit lalu setelah itu laptop saya panas dan berat untuk di mainkan.
game yang saya main kan euro truck 2 simulator dan devil may cry 5.
Setelah dicari di google karena:
HapusSirkulasi udara yang terdapat pada dalam laptop yang kurang baik/bagus,biasanya menjadi penyebab utama karena menggunakan laptop pada permukaan yang empuk,misal di kasur,diatas bantal,dsb. Sehingga permukaan yang empuk akan menutup lubang-lubang untuk sirkulasi udara yang sudah dipersiapkan pada bagian bawah sebuah laptop,Maka saya sarankan untuk lebih baik laptop di letak kan di meja.
Pemakaian Komputer yang tidak pandang waktu atau terlalu lama biasanya pada hal ini sering dilakukan oleh para pekerja atau pemain game. Komputer adalah sebuah mesin yang akan cepat panas jika Komputer anda terus-menerus digunakan, dan kekuatan pada laptop akan terus menurun bila anda menggunakannya terus-menerus tanpa henti,Saya sarankan agar Menggunakan Komputer jangan terlalu lama,Bila sudah terasa cukup bisa dimatikan atau pekerjaan bisa dilanjutkan nanti,dan bagi gamer bisa disave dulu gamenya(tidak berlaku untuk game online) hehehe,lalu .
Memaksakan Overclock yang dimiliki oleh Prosesor pada Komputer. Istilah Overclock adalah perangkat yang dapat digunakan untuk memaksimalkan kinerja Prosesor pada Komputer Anda. Tetapi jika perangkat itu terlalu dipaksakan dalam jangka waktu yang lama akan banyak menyebabkan masalah, salah satunya adalah Laptop menjadi cepat panas.