Review Tom Clancy’s The Division

Tom Clancy’s The Division
Jika kamu adalah gamer penggemar FPS yang sering atau gemar bermain dalam mode multiplayer baik secara lokal atau online, dalam server nasional atau bahkan internasional, maka kemungkinan besar kamu memiliki pengalaman tidak menyenangkan saat bermain dengan pemain yang “kurang sportif”, baik sebagai kawan maupun sebagai lawan. Ternyata, hal ini menjadi perhatian khusus bagi Ryan Barnard selaku director tim developer Massive Entertainment, dalam mengembangkan game Online Shooter terbarunya, Tom Clancy’s The Division.
Cooperate and Survive
Menurut infonya, gamer akan dapat menikmati seluruh fitur dan cerita The Division dengan bermain solo, namun tim Massive mengaku bahwa mereka mendesain game garapannya ini dengan penekanan pada gameplay kooperatif, dan berharap gamer terdorong untuk bermain dalam sebuah tim. Satu tim terdiri dari empat orang, dan menariknya, salah satu pemain dapat ikut beraksi dengan mengisi peran support sebagai pesawat drone yang dikendalikan lewat perangkat mobile. Drone ini dilengkapi berbagai ability yang akan sangat membantu tim terutama dalam adegan combat, misalnya saja dengan menyingkap posisi musuh, ataupun dengan menyerang menggunakan missile.
Walaupun lebih menekankan elemen kooperatif, namun The Division juga menghadirkan area PvP yang disebut dengan istilah Dark Zones. Dalam area khusus ini, pemain dan timnya bisa menyelesaikan misi-misi tertentu dengan iming-iming item-item loot yang paling mantap yang bisa didapat dalam game. Tapi untuk bisa menggunakannya dalam misi-misi berikutnya, pemain harus berhasil keluar dari Dark Zone terlebih dahulu, salah satu caranya yaitu dengan menggunakan pistol flare untuk memanggil helikopter penyelamat. Menariknya, flare yang ditembakkan akan bisa dilihat oleh semua pemain lain, dan menjadi pertanda bahwa mereka memiliki waktu 90 detik untuk mengejar dan “merampok” tim yang menggunakan flare tersebut.
Tim Massive juga berusaha membangun komunitas online gamer yang baik lewat sistem matchmaking khusus. Mereka berencana untuk menyimpan info detail setiap pemain dari sesi permainan masing-masing, sehingga bisa memasang-masangkan pemain dengan “selera” atau ketertarikan yang tidak jauh berbeda. Detail mekanika sistem matchmaking itu sendiri belum dijelaskan lebih jauh, namun Massive berharap sistem tersebut bisa setidaknya mengurangi umpatan dan kata-kata hinaan yang biasanya berseliweran dalam komunitas game online kompetitif pada umumnya.
The Mission
The Division menghadirkan latar belakang cerita bernuansa post-apocalypse, di mana Amerika Serikat tenggelam dalam kekacauan yang disebabkan oleh suatu virus yang menjangkiti mayoritas populasinya. Kamu adalah salah satu anggota dari satuan keamanan bernama Strategic Homeland Division yang berusaha menjaga keamanan dan ketentraman kota New York, serta melawan ancaman yang tersebar dari virus tersebut. Alasan mengapa pemain akan saling melawan ataupun cerita dibalik misi-misi yang kamu akan jalani belum dijelaskan secara detail, namun yang jelas kamu akan bersaing dengan pemain lain untuk memperebutkan item dan persenjataan yang tersebar di dalam Dark Zones kota New York.
No Classes, Just Playstyles
Berbeda dengan kebanyakan online shooter lainnya, The Division tidak akan menyediakan pilihan kelas karakter, melainkan konfigurasi skills dan equipment yang akan menunjang gaya permainan yang dipilih oleh pemain sendiri. Jadi, kamu akan dapat memilih skill atau talent apa saja yang ingin dikembangkan, lalu menyiapkan skill dan talent tersebut sesuai dengan peran yang mau dimainkan dalam tim. Jumlah skill atau talent yang bisa digunakan dalam satu misi dilansir akan terbatas, namun kamu bisa menggantinya sesuka hati di luar combat. Sistem konfigurasi ini menjanjikan gameplay yang fleksibel dan aksi yang dinamis, terutama bagi tim yang berpikir strategis dan sigap menyiapkan skill dan talent masing-masing untuk setiap misi yang akan dijalani. FPS dengan elemen RPG sekaligus strategi? Mantap!!
Sesuai dengan gaya Tom Clancy yang memiliki pengetahuan militer yang luas, The Division akan mempertahankan gameplay dan konten yang realistis, terutama dalam hal senjata dan gadget in-game yang dapat kamu gunakan. Walaupun sepertinya ada beberapa equipment atau gadget futuristik, tapi item tersebut akan sesuai dengan teknologi dalam dunia fiksi Tom Clancy seperti pada game-game Tom Clancy lainnnya. Selain itu, tim Massive membanggakan Snowdrop engine mereka yang mengusung grafik yang sangat realistis dengan detail yang sangat tajam, sehingga berhasil menghadirkan peta urban yang benar-benar mirip dengan kota New York di dunia nyata.
Lewat Tom Clancy’s The Division, tim Massive menghadirkan Online Shooter yang didesain agar tampil berbeda dengan kebanyakan game sejenis lainnya. Pasalnya, game ini lebih tepat disebut sebagai sebuah MMORPG dengan elemen shooter daripada sebaliknya. Nah, apakah The Division akan berhasil merombak dan menciptakan komunitas online gamer yang lebih baik nantinya? Tentu saja kita harus mencari tahu langsung saat The Division rilis menjelang akhir tahun ini.
Info Gamer – Tom Clancy: The Man Behind
Nama Tom Clancy adalah nama yang sangat dikenal di dunia game, terutama berkat seri game yang terkenal seperti Tom Clancy’s Rainbow Six, Tom Clancy’s Ghost Recon, dan Tom Clancy’s Splinter Cell. Reputasinya dalam dunia game dimulai dari perannya sebagai co-founder perusahaan developer Red Storm Entertainment, yang lalu dibeli oleh Ubisoft. Saat ini, Ubisoft meneruskan warisan nama Tom Clancy tanpa kehadiran orangnya sendiri, karena sosok yang juga sangat terkenal sebagai penulis novel dengan tema seputar militer ini telah meninggal bulan Oktober tahun 2013 lalu.
Publisher: Ubisoft
Developer: Massive Entertainment
Genre: Online Shooter
Release: Q4 2014
Platform: PlayStation 4, Xbox One
Share on Google Plus

About dery

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar